Work Text:
Taeyong meremat jemarinya gugup, ia terus memainkan cincin pertunangannya di jari manis tangan kirinya. Langkah kakinya sedang ragu untuk masuk ke salah satu toko pakaian dalam di sebuah pusat perbelanjaan.
Satu minggu ke depan, Taeyong akan menikah dengan tunangannya. Ia ingin memberikan malam pertama yang berkesan untuk tunangannya nanti, dan ia diberikan saran oleh temannya jika Taeyong harus mengenakan lingerie ketika akan melakukan malam pertama.
Ini merupakan yang pertama kali Taeyong membeli lingerie, selama ini ia tidak punya baju kurang bahan tersebut. Tapi karena ini demi menyenangkan sang suami kelak maka Taeyong harus membuang rasa malunya untuk membeli benda itu.
Langkah kakinya dengan mantap masuk ke dalam toko pakaian dalam yang cukup terkenal, Victoria Secret. Mata indahnya berpendar untuk mencari dibagian manakah jenis lingerie di pajang.
"Selamat datang, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?"
Taeyong melirik pegawai lelaki yang menghampiri itu, matanya menatap sejenak nama pegawai yang tertulis apik pada tag nama di dada sebelah kanan.
"S-saya mencari lingerie, Jaehyun-ssi. Ada di bagian sebelah mana ya?"
Jaehyun, pegawai itu tersenyum kecil sebelum menuntun Taeyong menuju bagian dalam toko. Letak lingerie yang dipajang dekat dengan kamar ganti, Taeyong jadi mudah untuk memilih dan mencobanya langsung.
"Mau yang model seperti apa, Tuan?"
Taeyong gigit bibir bawahnya, jujur saja dia mana tahu lingerie seperti apa yang cocok untuk malam pertama. Temannya tidak memberitahu jika lingerie modelnya ada banyak!
Mata bulatnya menatap wajah Jaehyun yang masih menantikan jawaban. Nafasnya dibuang kasar, ia harus meminta tolong kalau begini.
"Kalau menurut Jaehyun, model lingerie seperti apa yang cocok untuk tubuhku? Dan model apa yang bagus untuk memberikan kesan yang baik pada malam pertama?"
Senyum kecil terbit dari bibir Jaehyun, mungkin ia merasa maklum kepada Taeyong yang terlihat tidak punya selera atau pengalaman tentang lingerie.
Mata tajam itu naik dan turun, memperhatikan tubuh Taeyong yang hanya di balut kaos putih kebesaran dan celana jeans hitam. Orang yang sangat simpel, pikir Jaehyun.
Perut pelanggannya ini pasti rata, Jaehyun kemudian memperhatikan beberapa model lingerie dan setelahnya menarik satu lingerie berwarna broken white.
"Ini model bodysuit, model ini model yang paling simple. Saya lihat Tuan tipe orang yang simpel."
Lingerie itu terdiri dari celana dalam berenda dan bra yang dikhususkan untuk payudara kecil, tentu itu akan cocok untuk Taeyong. Meskipun dia lelaki tapi dadanya bisa di bilang cukup berisi dan itu akan cocok pada Taeyong.
"Kalau Tuan ingin mencobanya, silahkan. Ruang ganti di sebelah anda. Jika kurang cocok, anda bisa langsung memanggil saya agar saya pilihkan yang lain."
Taeyong mengangguk dan meraih setelan lingerie tersebut untuk ia bawa masuk ke ruang ganti dan mencobanya. Setelah beberapa saat, setelan lingerie itu sudah terpasang pada tubuhnya. Kulit putih Taeyong terekspos dengan apik dan semakin memancarkan aura kecantikan miliknya.
Ia mengetikkan beberapa pesan untuk meminta pendapat dari temannya tentang lingerie tersebut.
Taeyong hembuskan nafasnya berat setelah mendapat balasan dari sang sahabat, ia buka sedikit tirai penutup ruang ganti dan melongokkan kepalanya saja guna memanggil Jaehyun yang ternyata siap sedia di depan ruang ganti.
"I-itu, kata temen saya di sini ada stocking cat gak ya? Katanya saya harus cobain sama model yang ini."
Awalnya pegawai itu hanya diam saja sebelum dirinya berbalik entah kemana dan muncul kembali dengan benda putih yang masih dibungkus plastik.
"Ini stok terakhir toko kami, mungkin cocok jika dipakai bersamaan dengan lingerie yang Anda pakai."
Dua tangan Taeyong terulur untuk meengambil stocking cat tersebut. Taeyong lupa kalau tangannya harus tinggal satu guna menutup tubuhnya yang berbalut lingerie. Alhasil tirai penutup itu terbuka dan mempertontonkan tubuh mungil Taeyong yang berbalut seksi lingerie putih.
Jaehyun menarik nafasnya sebelum mendorong tubuh Taeyong perlahan dan secepat kilat menutup tirai ruang ganti.
"M-maaf, Tuan."
Taeyong memegang pipinya yang memerah, tubuhnya baru saja di lihat orang lain. Tangan Taeyong turun ke bagian pundak, tempat dimana tangan Jaehyun mendorongnya tadi.
Tangan Jaehyun sedikit kasar dari tangannya tapi hal itu membuat pipi Taeyong semakin panas.
"Saya yang minta maaf, Jaehyun."
Tidak ada jawaban dari luar, Taeyong mengintip keluar tapi ia tidak menemukan Jaehyun di sana. Taeyong sedikit kecewa.
Fokus Taeyong kembali pada stocking cat ditangannya, ia buka perlahan dan memakainya pada dua kaki telanjangnya. Taeyong berdiri tegap dan memutar tubuhnya untuk melihat apakah penampilannya sudah menawan atau belum.
Pandangan Taeyong turun pada area penis mungilnya yang tertutup kain, si mungil itu terbangun.
"Masa karena dipegang Jaehyun jadi berdiri gini sih? Padahal kalau aku ciuman sama tunanganku enggak pernah berdiri."
Tangannya mulai menyentuh perlahan bagian tubuh sensitifnya. Mulai dari perut yang terbuka, paha dan berakhir pada puncak penis yang sedikit mengintip malu dari celana dalam. Jari telunjuk Taeyong berputar pada puncak penis dan mengelus pelan lubang kencing yang menghasilkan rasa geli hingga bulu kuduk merinding.
Taeyong menarik kursi kecil yang sebelumnya dia gunakan sebagai tempat tas, ia dudukkan tubuhnya dan membuka lebar kaki jenjangnya hingga garis lingerie terlihat melewati celah pantatnya. Tangan Taeyong turun untuk mengelus penisnya yang ujungnya basah precum, ia arahkan ponsel pintarnya untuk mengambil mirror foto. Untuk koleksi.
"Uhh~ ternyata pakai pakaian seperti ini kelihatan seksi banget. Pengen coli pakai baju ini sekarang tapi ini masih di tempat umum."
Bola mata Taeyong memutar ketika tangannya menggenggam penisnya untuk di pijat naik turun. Celana dalam itu disingkirkan kesamping untuk mempermudah kegiatan Taeyong memanjakan penisnya. Taeyong tidak sadar kalau ada yang mengintipnya sambil membawa butt plug berbentuk ekor kucing.
---
Jaehyun pergi ke gudang penyimpanan setelah mendorong pelanggannya agar masuk kembali ke ruang ganti. Bayangan tubuh mungil berbalut lingerie sederhana itu terus tercetak pada otak mesum Jaehyun.
"Sialan, mirip banget sama kucing."
Kecintaan Jaehyun kepada kucing terbawa hingga fantasi seksnya, Jaehyun memang gila seks tapi untuk mewujudkan fantasi - fantasinya ia belum melakukannya. Matanya melirik tas kerja yang disimpan di gudang penyimpanan, ia rogoh dalam tasnya dan menemukan butt plug ekor kucing yang ia beli beberapa waktu lalu.
Pikirannya lari kembali pada tubuh pelanggan yang masih ia tinggalkan, apa Jaehyun harus menyuruh si pelanggan memakai ekor kucing tersebut? Tanpa memikirkan resikonya, Jaehyun berjalan kembali ke ruang ganti. Tangannya terangkat untuk mengintip sedikit ke dalam ruang ganti.
Pemandangan di dalamnya harus membuat Jaehyun menahan nafas sekian detik. Pelanggannya sedang memuaskan dirinya sendiri di depan kaca. Penis kecil berwarna merah muda itu berhasil mencuri perhatian Jaehyun.
Ragu lingkupi pikiran Jaehyun. Haruskah ia masuk dan membantu si pelanggan atau dia balik mundur mengurungkan niatnya menyuruh si pelanggan memakai butt plug ekor kucing ditangannya?
"J-jaehyun... Huh~ tangannya kasar banget.... Nggh gimana kalo tangannya yang kocokin kontol aku yahh? Ahh~"
Suara lembut mengundang itu membuat telinga Jaehyun memerah. Ini berupa lampu hijau bagi Jaehyun untuk masuk ke dalam ruang ganti tersebut.
Taeyong melebarkan matanya ketika tubuh besar Jaehyun masuk, dengan gugup dan salah tingkah ia tutupi bagian tubuhnya menggunakan tangan meskipun tidak dapat menutupi apa - apa.
Tubuh Taeyong sudah berdiri hendak kabur tapi Jaehyun menahannya. Punggung Taeyong disandarkan pada dada bidang Jaehyun, letak celana dalam Taeyong dibenarkan oleh Jaehyun sehingga penis Taeyong kembali tertutup kain.
"J- jaehyun."
"Tuan, anda mau jadi kucing saya?"
"H- hah?"
"Kitten."
Liur Taeyong tertelan kasar ketika bagian kain belakang celana dalamnya digunting membentuk lubang oleh Jaehyun. Tubuh Taeyong kemudian di perintah untuk menungging di atas kursi yang tadi digunakan duduk oleh Taeyong.
"Ahh j-jangan dimasukkan, a-apa itu hhh."
Butt plug ekor kucing itu terpasang apik pada anal Taeyong. Kursi itu di geser oleh Jaehyun sehingga Taeyong dapat melihat tubuhnya dari samping melalui kaca.
"Cantiknya."
Tatap mata Taeyong terus menatap dirinya yang dibalut lingerie sederhana ditambah stocking cat dan sekarang ekor kucing menyumpal pada analnya. Taeyong gigit bibirnya ketika ekor kucing itu di elus dan dimainkan oleh Jaehyun.
"Bagaimana kalau Tuan jadi kucing pribadi saya saja? Anda cantik."
Remasan pertama di berikan Jaehyun pada pinggang ramping milik Taeyong.
"Menggemaskan."
Remasan itu turun ke pantat Taeyong, menimbulkan bekas - bekas kemerahan yang membuat Taeyong menutup mulut, menahan desahnya.
"Dan begitu menggairahkan."
"Gaahh aah Jaehyun! Jangan di gerakin."
Tangan Jaehyun tetap memainkan butt plug di anal Taeyong, keluar masuk perlahan dan tangan satunya masih betah meremas-remas pantat Taeyong.
Resleting celana kerja itu Jaehyun turunkan dan mengeluarkan penis berurat yang sejak tadi sudah berdiri kokoh. Ia cabut dengan kencang butt plug itu dan menggosokkan penisnya pada permukaan anal Taeyong.
"Jangan Jaehyun. Aku akan menikah, ahh mhh "
Mana Jaehyun peduli dengan ucapan Taeyong.
"Menikah ya? Pantas anda menanyakan lingerie untuk malam pertama. Bagaimana kalau saya ajarkan praktik malam pertama agar anda sudah pro ketika mempraktikkan nya dengan suami anda nanti, hm?"
Belum juga Taeyong menjawab, lubang analnya sudah di ludahi dan ujung penis besar Jaehyun mulai melebarkan lubang itu.
Tangan Taeyong ke belakang untuk mendorong tubuh Jaehyun tapi pinggangnya dicengkram lebih kuat. Mulut Taeyong justru tertutup rapat menahan desahan, rasa sakit di analnya tenggelam oleh rasa sesal.
Menyesal telah mengkhianati sang tunangan.
"Hiks... S-sakit Jaehyun. Keluarin, aku gak mau ARGHH!!"
Hentakan kuat itu membuat penis Jaehyun masuk seutuhnya pada lubang anal yang sempit. Ujung penis Jaehyun menyentuh gumpalan prostat milik Taeyong.
"Kitten. You look so yummy Hhhh... Lubang kamu sempit banget. Saya bisa entotin kamu sampai kamu hamil kalau begini."
Penis Jaehyun ditarik keluar hingga menyisakan puncaknya sebelum memasukkan kembali dalam sekali hentak. Gerakan pelan namun kencang itu berhasil membuat kaki Taeyong gemetar dalam nikmat.
Sensasi baru dan nikmat yang diterima Taeyong membuat ia lupa tentang status dan hubungannya. Yang ada dalam pikiran Taeyong adalah bagaimana agar tubuhnya di puaskan dan bagaimana agar Jaehyun yang menyetubuhinya juga merasa puas.
"Aahh, Papi... Kontol Papi enak banget nyodok lubang aku hhh~ prostatnya disodok - sodokk oohh~"
Kink baru yang coba Taeyong perankan membuat Jaehyun kalang kabut. Penisnya semakin berkedut - kedut di remas hangatnya anal Taeyong, tangannya semakin kuat meremas pinggang kecil milik Taeyong yang sudah memerah.
"Kitten."
"Aahh aah iya, Papi~ Uuhh e- enak! Kontol papi enaakk aaahhhh."
"Fuck! Fuck! Belum pernah praktik saja seberisik ini, apalagi kalau udah jago!"
Jaehyun terus menggerakkan pinggul menghujam anal Taeyong, tangan kanannya naik untuk membungkam mulut Taeyong yang berisik. Jaehyun memang sedang shift sendirian karena dua rekan kerjanya sedang istirahat, toko juga sedang tidak ada yang mampir tapi kalau desahan Taeyong sampai keluar bisa-bisa mereka menjadi tontonan publik.
Dasi kerja yang dipakai Jaehyun lepas dan beralih di ikatkan pada leher Taeyong.Jaehyun menarik dasi itu agar Taeyong mendongak dan memutar wajahnya ke arah kaca di samping mereka.
Taeyong ingin mengalihkan pandangannya namun di tahan oleh Jaehyun. Ia terlalu malu melihat dirinya merintih dibawah kuasa orang asing.
"Look at the mirror, Kitten. Lihat muka kamu keenakan di entot sama kontol aku, bayangin kalau calon suami kamu tahu kalau kamu justru keenakan di entot orang lain."
"Hiks... Ah ahh j-jangan ngomong gitu uhh~ Papiii kontol Papi enak, mau di buat hamil sama Papiiiii aahhh nghhh~"
Jaehyun hentikan gerakan pinggulnya yang membuat Taeyong spontan merengek karena prostatnya berhenti di tumbuk.
"Gerakkan pinggulmu, Kitten. Ya, seperti itu. Kerja bagus aahh. Buat Papi cum, Kitten."
Taeyong semakin gencar menggerakkan pinggulnya agar lubang analnya melahan penis berurat Jaehyun. Analnya tergesek cepat urat - urat penis yang menonjol dan tumbukkan di prostatnya memacu testisnya mendorong sperma yang sudah di produksi.
Pahanya bergetar ketika orgasme itu menghantam dan cairan putih mengotori sisi kursi yang dibuat sandaran oleh Taeyong.
Penis Jaehyun di cabut, Jaehyun dudukan dirinya di kursi dan membawa tubuh lemas Taeyong untuk dalam pangkuannya. Kaki jenjang berbalut stocking cat itu dipegang oleh kedua tangan Jaehyun dan dilebarkan agar penis Jaehyun kembali masuk dalam lubang hangat Taeyong.
Taeyong yang masih lemas menyandarkan tubuh pada badan kokoh Jaehyun dibelakangnya. Leher dan telinganya di lumat - lumat dengan gemas hingga menimbulkan bekas kemerahan yang agak pudar, Jaehyun masih punya akal agar tidak menandai Taeyong terlalu merah.
Setelah di rasa istirahat Taeyong cukup, tangan Taeyong bertumpu pada paha Jaehyun dan mulai menaik turunkan tubuhnya untuk memuaskan penis Jaehyun yang belum orgasme sama sekali.
"Mmhhhh aahh aahhh mentook bangeet."
Mata Taeyong terus berfokus pada cermin yang menampilkan kegiatan nakalnya, bagaimana lubang merah mudanya melahap dengan lihai penis kokoh yang dihiasi urat - urat menonjol dan bagaimana penis mungilnya terlonjak - lonjak mengikut gerakan naik turunnya.
Suara peraduan kulit mereka sudah tidak di hiraukan jika di dengar orang, yang ada sekarang hanya kata enak, enak, ngewe, ngentot, kontol. Gerakan Taeyong semakin pelan, Jaehyun ganti fungsi tangannya untuk memegang pinggul Taeyong dan membantu Taeyong naik turun pada penisnya.
"Teruskan, Kitten. Aahh kamu hebat. Papi so proud of you yesss aahh aahh."
Taeyong semakin bersemu merah ketika dipuji terus menerus, ini pengalaman pertamanya tapi ia dapat memuaskan Jaehyun dengan baik. Tangan kanan Jaehyun menggenggam penis Taeyong dan Taeyong bergerak dengan lebih cepat agar orgasmenya kembali di jemput.
"Papiiihhh papiiihhh aaah aaahhh wanna cum, Kitten wanna pee, uhhhh kontol papi, kontolnya enak bangetttt nghhh Yeess Yesss sodok yang kenceng Papiihhhh!!"
"Sial, sial, Kitten. Ambil spermaku, Kitten! Aahh ahhh."
"Ya! Ya! P- lebih cepat Papiihhh aaaahh AAH!!"
Penis besar itu tenggelam sepenuhnya pada anal Taeyong, urat dan testisnya berkedut saling membantu menumpahkan cairan sperma sebanyak mungkin pada anal hangat Taeyong.
Lingerie putih itu telah basah oleh keringat yang bercampur cairan hasil orgasme milik Taeyong. Penis kecil itu basah oleh gairah yang baru pertama ia rasakan.
"Lemes banget, baru juga dua kali keluar. Saya bisa bikin kamu orgasme sampai enggak bisa jalan."
"Diam, Jaehyun."
"Malu ya? Padahal tadi naik turun di kontol saya enggak ada malunya sama sekali."
Jaehyun tenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Taeyong. Menjilati basah keringat Taeyong yang wanginya membangkitkan gairah si dominan lagi.
"Jaehyun? Kamu di dalam ruang ganti?"
Oh, itu rekan kerja Jaehyun yang sudah kembali dari istirahat.
"Iya, jangan masuk. Aku lagi coba baju hasil beli di online."
Jaehyun cengkram pinggul Taeyong yang sengaja di gerakkan pemiliknya. Jaehyun masih harus menjawab pertanyaan rekan kerjanya.
"E-enggak ada pelanggan kok. Dari tadi sepi hhh. Huftt-."
"Kamu kenapa Je? Sehat?"
"Sehat, enggak papa. Kalian ke depan aja dulu, nanti aku nyusul."
Jaehyun angkat tubuh Taeyong untuk di himpit ke arah kaca. Pipi Taeyong ia tempelkan pada permukaan kaca sedangkan pinggulnya kembali menghujam lubang anal Taeyong yang masih basah oleh spermanya.
Jaehyun tidak peduli tentang rekan kerjanya yang sudah pergi atau belum.
"Enggak bisa sabar ya? Nanti malem kamu harus minta dientot calon suami kamu biar dia enggak curiga kalau kamu udah hamil sama peju orang asing hahaha Fuck! Sengaja banget di ketatin lubangnya aahh."
Hubungan terlarang mereka terus berlanjut bahkan ketika Taeyong sudah menikah dengan sang tunangan. Beberapa minggu kemudian, Taeyong menemukan dirinya hamil, ia memandang sayu pada sahabatnya.
"Jadi, ini anak si pegawai toko lingerie atau anak suamimu?"
"Entahlah, oh, bye, Jaehyun sudah jemput!"
Winwin menggeleng pelan, ia pastikan jika anak dikandungan Taeyong adalah anak Jaehyun, si pegawai toko lingerie.
